Laman

Selasa, 19 Juni 2012

Solusi Sukses, Strategi Menghadapi Masalah Hidup

Bila kesulitan hidup menerpa


"Bagaimana bila sesudah memberi dan berdoa yang saya dapat bukannya kehidupan yang lebih baik, tetapi sebaliknya, rentetan masalah bertubi-tubi?"
Bagaimana strateginya menghadapi kesulitan hidup ini?
Apa solusi sukses yang benar benar manjur agar kesuksesan hidup yang kita cari bisa kita rasakan?
Pembaca yang terhormat, saya yakin pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas juga berkelebat di benak Anda?
Terutama untuk mereka yang telah melakukan langkah-langkah memberi dan meminta seperti yang diajarkan situs ini. Bila sesudahnya mereka malah menghadapai rentetan masalah, cobaan, ujian, kesulitan hidupm penderitaan atau bahkan musibah, tentu hal ini bisa sangat membingungkan.
Selain itu ini juga bisa menimbulkan keraguan akan efektifitas sistem ini.
Untuk itu di halaman ini saya akan bahas tentang peran segala macam masalah dan cobaan hidup yang Anda alami untuk kesuksesan Anda. Serta apa solusi suksesnya.
Di akhir pelajaran ini, saya harap Anda bisa mendapatkan strategi yang tepat sebagai solusi sukses untuk menghadapi segala macam masalah, musibah dan kesulitan hidup Anda.


Peran Kesulitan untuk Kesuksesan

Satu fenomena yang sering terjadi adalah begitu kita meniatkan tekat untuk memperbaiki kehidupan kita, kita justru mendapat hantaman masalah bertubi-tubi. Segala kesulitan hidup seakan mendadak muncul untuk mengucapkan salam kenalnya pada kita.
Bisa dipahami kalau kemudian kita merasa bingung dan ragu akan keefektifan sistem sukses total yang mengajarkan bahwa sukses itu mudah dan mungkin untuk siapa saja, bahwa solusi sukses paling manjur hanyalah dengan meminta kepada-Nya.
Saya pun dahulu mengalami seperti ini. Berusaha yakin dan terus positif tapi yang terjadi malah semua yang negatif.
Saya tidak memahami apa yang terjadi dan bahkan sempat meragukan kemujaraban solusi sukses yang satu ini, sempat meragukan janji Tuhan tentang mudahnya mencapai kehidupan yang baik.
Saya tidak mengerti pelajaran di balik semua yang terjadi, sampai bertahun tahun kemudian ketika saya membuka-buka kembali semua buku doa saya.
Saya punya puluhan buku doa dan ketika saya periksa satu persatu, saya baca dan centang item-item yang dulu saya minta, ternyata, saya temukan bahwa selama ini Tuhan telah mengabulkan banyak sekali dari semua yang saya minta.
Luar biasa, semua permintaan saya yang ribuan jumlahnya itu, hanya tinggal beberapa saja mungkin yang belum Dia berikan, sebagian besarnya sudah.
Memakai analogi biji tumbuhan, ternyata saya telah berubah, tumbuh dan mekar menjadi sekuntum bunga, tanpa saya sepenuhnya menyadarinya.
Jadi ini satu strategi yang bisa Anda lakukan bila kesedihan datang mendera.
Coba buka buku permintaan Anda untuk melihat betapa banyak yang telah diberikan-Nya tanpa Anda sadari.
Kalau yang diberikannya baru sedikit, mungkin Anda juga baru meminta sedikit saja.
Masih ingat pelajaran tentang strategi meminta/berdoa agar persentase permintaan yang dikabulkan-Nya meningkat? Atau bahwa meminta banyak hal adalah kunci sukses juga?
Anda bisa ulang lagi membaca tentang dua solusi sukses ini bila sudah lupa.
Teruskan meminta. Meminta yang banyak.
Sinergikan meminta ini dengan memberi, memberi yang berani pula.
Juga gabungkan dengan kekuatan bersyukur dan bergembira dalam menjalani hidup Anda.
Sistem ini tidak bisa berjalan maksimal bila hanya dijalankan satu langkah satu langkah saja, tanpa digabungkan kekuatan seluruh langkahnya.
Kekuatan maksimal ada dalam sinergi semua langkah-langkahnya.
Inilah singkatnya solusi sukses paling manjur itu. Stragegi sukses yang bisa kita tempuh ketika menghadapi masalah dan musibah, segala macam cobaan dan ujian hidup.
Nah, kembali ke pertanyaan awal yang mencetuskan pelajaran ini. Berikut saya cantumkan satu email dari pembaca untuk melihat betapa miripnya pertanyaan ini dengan yang mungkin juga Anda punya.


TANYA

Setelah beberapa hari mencoba mempraktekkan saran2 mbak, Alhamdulillah saya mendapatkan ketenangan hati.
Tapi... sampai hari ini keajaiban belum juga datang, sehingga saya mulai gelisah karena harus menyelesaikan pembayaran hutang yang besar yang jatuh tempo besok hari, saya pun kehilangan ketenangan. Saya jadi panik kembali. Tapi saya coba yakinkan diri bahwa Allah pasti menolong, bahwa hari ini saya pasti dapat solusi dari permasalahan saya.
Tapi jawaban itu seolah tidak datang. Akhirnya saya menelpon teman2 saya untuk meminjam uang. Dan ironisnya tak satupun yang bisa membantu. Saya jadi putus asa lagi mbak. Akhirnya jadi bertanya2, sedekah saya yang kemarin kok ga berbalas? padahal sekarang saya sangat membutuhkannya.
Astagfirullah...saya jadi kufur begini. Saya coba ucapkan kata2 syukur untuk menetralkan perasaan, tapi hati terasa tidak nyaman, yang ada panik tak karuan. Sampai2 saya bertanya, Ya Allah di mana pertolonganmu? kenapa saat saya membutuhkan pertolongan itu Kau belum turunkan juga? Apa yang kurang? apa sedekah saya kurang banyak? atau kurang ikhlas? atau masih ada dosa yang belum terhapus? dan sederet pertanyaan pesimis lainnya.
Saya mohon saran mbak, pada saat genting seperti ini apa yang bisa dilakukan? Saya kok merasa tak ada harapan. Terima kasih.

JAWABAN & PEMBAHASAN


Bila Anda ada dalam kondisi yang sama dengan penanya di atas, lalu saya bilang pada Anda bahwa saat ini, detik ini juga, ada orang yang berada dalam kondisi lebih darurat daripada Anda saat ini, jauh jauh lebih darurat, bahkan mengancam nyawa mereka, apakah ini bisa membuat Anda merasa sedikit lebih baik?
Apakah akan membuat Anda merasa sedikit lebih tenang bila tahu bahwa detik ini ada orang yang sedang meregang nyawa dan meraung memohon pertolongan kepada-NYA namun tetap saja dia kehilangan nyawa?
Mungkin tidak ya...Tapi mudah-mudahan ini membantu Anda menempatkan masalah Anda dalam perspektif, karena ini fakta, pembaca.
Ini fakta bahwa di dunia ini kita tidak bisa menentukan seperti apa hidup kita jadinya.
Kita hanya bisa menerima, menjalani dan mencoba berkompromi dengan penciptaan yang dilakukan Tuhan, dengan cara menyuarakan apa yang kita minta.
Tetapi, hasil akhirnya semata-mata adalah kehendak-NYA.
Untuk menginspirasi, sedikit saya cerita tentang sebuah kisah nyata yang menimpa seseorang yang saya kenal.
Sekarang ini dia adalah single parent. Dia akhirnya berpisah dari suaminya satu tahun lalu setelah bersama selama 11 tahun dan punya 3 anak. Dan setelah ribuan kali pertengkaran.
Keretakan sudah terasa di tahun ke 3 pernikahan. Pertengkaran hebat berulang terjadi. Masalah yang sama atau mirip-mirip beruntun menerpa. Tetapi dia bertahan. Sepahit apapun dia bertekad untuk bertahan. Tiada henti dia meminta pada Tuhan agar diberi jalan mempertahankan rumah tangganya.
Bertahun-tahun, rupanya Tuhan telah mencoba memberi dia isyarat bahwa mungkin mereka tidak cocok bersama.
Tetapi siapa yang mau bercerai kalau bisa tidak, ya kan? Apalagi norma-norma dan harapan dalam masyarakat kita seringkali mendiktekan apa yang seharusnya kita lakukan. Jadi sering kita hidup memakai standard orang lain. (Baca pelajaran tentang hidup memakai standard orang lain, yang merupakan langkah mundur dari kesuksesan hidup ini, di sini).
Padahal sebenarnya kalau kita percaya sepenuhnya pada Tuhan, Tuhan tahu yang lebih baik untuk kita.
Ya, Tuhan tahu yang terbaik, karena itulah, kita tidak bisa memaksakan suatu bentuk jalan keluar dari semua permasalahan kita.
Tuhan sudah memberi isyarat bahwa their marriage was not working, jadi walau dia minta sampai copot tangan dan mulutnya agar dipertahankan, ya tidak bisa. Karena itu bukan solusi terbaik.


Sekali lagi, Tuhan tahu yang terbaik. Kita tidak.


Tapi wajar kita sebagai manusia ngotot, karena tidak tahu ini.
Ibu yang saya ceritakan tadi pun, sampai detik terakhir mantan suaminya meninggalkan rumah, masih belum ikhlas dengan jalan keluar yang diberikan Tuhan. Tidak, dia tidak menginginkan solusi ini. Dia ingin rumah tangganya tetap utuh.
Dia tidak tahu bahwa ternyata satu bulan setelah dia menjalani hidup sendiri, dia mulai merasakan ketentraman hidup yang luar biasa, yang dahulu jarang bisa dia nikmati. Sebuah beban, masalah dan krisis yang dahulu sering datang menerpa diangkat Tuhan dengan dipisahkannya dia dari mantan suaminya.
Dan sekarang hanya setahun dari perpisahannya tersebut, ada begitu banyak hal baik yang terjadi padanya, yang mana hal tersebut tidak mungkin terjadi bila dia tidak mengalami pahitnya perpisahan dan harus terus berkutat dengan masalah rumah tangga yang itu-itu juga.
Poin saya adalah, kita tidak tahu seminggu, sebulan, setahun, bahkan sedetik dari sekarang apa yang akan terjadi pada kita.
Kita tidak tahu misteri masa depan itu.
Jadi kita hanya bisa meminta, lalu menerima apapun yang diberikan Tuhan pada kita, dengan penuh keyakinan bahwa itu adalah solusi terbaik.
Dalam kasus hutang seperti yang pembaca di atas (sebut saja Bapak B) alami, sepertinya jelas kalau punya hutang maka solusinya adalah dengan membayarnya.
Saya bilang sepertinya, karena itu cuma satu solusi kecil dari sekian banyak alternatif yang mungkin kita lakukan. Dan Tuhan tahu yang terbaik.

  • Mungkin saja Tuhan tidak menghendaki Bapak B di atas bisa membayar hutangnya tepat waktu karena DIA sedang ingin mengajarkan si Bapak B sesuatu?
  • Mungkin ada pelajaran berharga dari fakta bahwa Bapak B tersebut menghadapi saat genting seperti ini?
  • Mungkin di masa depan, Bapak B itu akan diberi rejeki luar biasa dan berubah menjadi pihak yang bisa memberi hutang. Sehingga dia perlu tahu perasaan mereka yang berhutang dan tidak sanggup membayarnya tepat waktu?
Mungkin kan?
Atau mungkin Bapak B sedang dipaksa belajar bagaimana bernegosiasi dengan pihak penghutang? Dan atau-atau yang lain. Ada begitu banyak kemungkinan lain (yang tidak terbatas jumlahnya) dari peristiwa ini.
Yang jelas, solusi yang diberikan Tuhan mungkin tidak sama dengan yang kita bayangkan. Tapi bukan berarti itu bukan solusi. Kita hanya harus mampu membaca petunjuk-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar